Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna. Allah menetapkan furqon dalam setiap hati manusia, yang dengan furqon itu ia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kondisi hatipun tak di ciptakan tetap, ia cenderung berubah ubah terkadang merasa bahagia terkadang ia merasa sedih. Menemukan kebahagiaan hati ternyata cukup mudah. Berbagi adalah salah satu cara menemukan kebahagiaan. Berbagi mengindikasikan pengorbanan dan kerelaan untuk memberi. Semakin banyak memberi, semakin tidak akan merasa kekurangan. Semakin banyak berbagi, semakin banyak yang mendoakan kita kebaikan, semakin banyak berbagi maka semakin banyak kita bisa membahagiakan.
Berbagi dan peduli termasuk dua perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai implementasi dari sifat tolong-menolong, dan ini diperintahan Allah swt. dalam Surat Al-Maidah ayat 2:“….Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…”.
Belajar dari peristiwa yang pernah terjadi dalam keseharian. Suatu hari di sebuah kota saya bertemu dengan penarik becak. Karena kota yang didatangi masih asing, Saya minta di antar seorang bapak penarik becak ke toko souvenir. Dengan ramah ia mengabulkan permintaan saya. Tanpa banyak bertanya ia segera mempersilahkan saya duduk di atas becaknya. Dalam perjalanan saya sempat membahas beberapa hal yang berhubungan dengan kota yang saya datangi dan sempat mengajukan beberapa pertanyaan kepada bapak tersebuta. Semua pertanyaan yang saya lontarkan ia jawab dan jawaban yang ia berikan cukup memuaskan saya. Hingga sampai pada satu pertanyaan yang membuat saya termenung. Dengan nada bercanda berapa ongkos yang harus saya bayar jika sudah sampai di toko yang ingin saya datangi. Dengan santainya ia menjawab, terserah ibu saja, berapa pun yang ibu berikan saya terima dengan ikhlas. Saya balik bertanya, meski saya hanya memberi ongkos 5 ribu, akan bapak terima, padahal kan perjalanan ini jaraknya cukup jauh. Ia bu, saya terima.. ya meskipun hanya sebagai penarik becak, saya ga ingin berbuat baik dan beramal dengan apa yang saya mampu dan punyai. Ketika saya bisa mengantar penumpang ketempat tujuan mereka, dengan ongkos yang tidak memberatkan mereka saya bahagia. Semoga dengan becak ini Allah mencintai saya.. saya kemudian mengajukan lagi pertanyaan, trus bapak setiap hari dapat penghasilan berapa, kalau ongkos terserah penumpang ya bisa saja mereka pilih nominal paling kecil.. sejauh ini, Bersyukur mereka-mereka yang naik becak saya baik-baik, malah kadang memberi uang yang lebih.. tapi slama ini keluarga saya tidak pernah kelaparan. Saya beruntung bu, Allah menitipkan anak anak yang baik dan cerdas pada saya, dua anak saya sudah lulus sarjana dan sekarang mereka sudah bekerja. maaf apa.. si bapak langsung memotong omongan saya dan sepertinya dia sudah tau saya akan bertanya apa. Saya sudah meminta anak-anak supaya tidak melarang saya menarik becak, meskipun mereka sudah hidup layak. Saya menjelaskan, pekerjaan ini meski mungkin tidak terhormat tapi ini halal dan saya berharap bisa memberikan kebaikan pada orang lain. semakin kagum saya dengan kata-kata bijak bapak setengah baya ini. Tanpa disadari saya tiba di tempat yang saya tuju. Saya mengeluarkan beberapa lembar uang dari saku dan memberikannya pada bapak penarik becak tersebut. Dia berterima kasih dan sempat mendoakan saya “semoga Rizki ibu barokah” . Setelah turun dari becak ini, saya banyak berpikir dan merenung. Hari ini saya mendapatkan pelajaran berharga. Ternyata dengan berbagi kita bisa bahagia dan bisa membahagiakan. Dengan berbagi keberkahan hidup akan Allah karuniakan. Semoga kisah ini bisa memberi insfirasi positif pada kita.
SEBUAH FAKTA MENCENGANGKAN:
Kenikmatan Seksual Adalah Program Pikiran Bawah Sadar, Demikian Pula Sebaliknya... Dan Saya Akan Mengajarkan Pada Anda Bagaimana Mengendalikan Program Pikiran Bawah Sadar Tersebut!
PERHATIKAN VIDEO INI DAN LIHAT DAHSYATNYA KUASA PIKIRAN BAWAH SADAR!
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Berbagi Bisa Bahagia dan Bisa Membahagiakan"
Posting Komentar